LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DI SUSUN OLEH:
NAMA : DEA RISTRIA ARIANI
NIM : A1C118003
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Drs.SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
VII. Data Pengamatan
7.1 Percobaan Rekristalisasi
7.2 Sublimasi
VIII.
Pembahasan
Pendekatan serta teknik khusus harus
dipilih untuk dapat memurnikan suatu zat padat dari campurannya. Mengenal
ataupun mengidentifikasi zat yang akan di lakukan serta tahu akan sifat fisik
dan kimianya adalah salah satu dari pendekatan praktis yang dapat dilakukan.
Pemahaman akan sifat fisik dan kimia merupakan penentu dari keberhasilan dalam pemurnian zat. Dengan
teknik kristalisasi, sublimasi, dan kromatografi harus di pertimbangkan
faktor-faktornya. Dalam melakukan
pemurnian zat kita harus mempertimbangkan teknik yang dipilih berdasarkan dari
kompleksifitas zat itu, efesiensi alat dan bahan serta waktunya agar hasil yang
di dapatkan dapat sesuai dengan literature yang ada (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/02/pemunian-zat-padat-organik93/).
Pada percobaan ini kami melakukan
rekristalisasi dan sublimasi sebagai teknik yang digunakan dalam pemurnian zat
padat.
8.1 Percobaan Rekristalisasi
Pada percobaan rekristalisasi ini kami
menggunakan asam benzoate yang tercemar , yang mana pencemarnya itu glukosa dan
karbon aktif. Dengan perbandingan asam benzoate, glukosa serta karbon aktifnya
2:2:1. Asam benzoate yang digunakan itu sebanyak 2 sudip, glukosa 2 sudip dan
karbon aktifnya 1 sudip. Sebelumnya dilakukan pemanasan terhadap air pada
Erlenmeyer hingga terbentuknya gelembung-gelembung gas. Setelah itu campuran
tadi dilarutkan dengan air panas sambil diaduk hingga semuanya larut. Yang mana
tujuan penggunaan air panas agar lebih
cepat melarutkannya campuran tersebut. Karena semakin tinggi suhu pelarut maka energy
ataupun kereaktifan dalam menguraikan molekul-molekul padatan semakin besar
pula.
Pada saat di campurkannya senyawa ke
dalam pelarut mendapatkan hasil bahwasannya terbentuk larutan berwarna hitam.
Pada saat semuanya ini larut langsung di lakukan penyaringan dengan corong
Buchner dan kertas saring saat panas, kemudian di siram kembali endapan dengan air
panas. Didapatkan larutan jernih, Lalu di jenuhkan larutan tersebut selanjutnya
dilakukan pendinginan dengan es batu terbentuk Kristal-kristal pada larutan
jernih tersebut. Kristal ini merupakan Kristal dari asam benzoate yang telah
dimurnikan.
Lalu dilakukannya penyaringan pada
endapan dengan kertas saring dan corong Buchner. Kemudian dikeringkan lalu di
uji titik lelehnya didapatkanlah pada saat suhu 103°C asam benzoate meleleh.
Hal ini tidak sesuai dengan literature yang menunjukkan titik leleh dari
rekristalisasi yang dilakukan
8.2 Sublimasi
Pada percobaan sublimasi
ini kami menggunakan Naftalen yang telah di cemari dengan pasir sebagai zat
yang akan dimurnikan. Dimana perbandingan antara Naftalen dan zat pengotornya
itu 1:1. Untuk Naftalen 1gram dan pasirnya juga 1 gram. Setelah itu campuran
tersebut dimasukkan ke dalam cawan penguap lalu di tiup menggunakan kertas
saring yang telah di lubangin. Kemudian corong di sumbat dengan menggunakan
gelas wool. Setelah itu dilakukan pemanasan. Terdapat uap dari Naftalen pada
corong akibat dari penyubliman yang membentuk kristal, sedangkan pada kertas
saring terdapat pasir dan uap air, dibagian dasar juga terdapat pasir. Lalu
dihentikan pembakarannya. Di kumpulkan zat yang mengkristal kemudian di uji
titik lelehnya. Di dapatkanlah titik leleh dari Naftalen murni yaitu 84°C.
Sedangkan pada literatur titik lelehnya seharusnya 80,26°C.
IX.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan di atas yang
berjudul pemurnian zat padat dapat diambil kesimpulannya yaitu :
1.
Rekristalisasi
dimaksudkan sebagai salah satu cara dari pemurnian kembali dari zat padat
dengan perlakuan melarutkan suatu zat dengan pelarut panas yang kemudian di
lanjutkan dengan proses pendinginan/penjenuhan hingga membentuk Kristal.
2.
Penggunaan
pelarut pada rekristalisasi yang baik ialah pelarut yang berfungsi dalam
melarutkan pada keadaan temperature yang tinggi atau dengan cara pemanasan,
selain itu diperlukannya perbedaan titik didih yang jauh dengan sampel yang
akan dilakukannya rekristalisasi.
3.
Dalam melakukan pemurnian suatu zat ataupun
menjernihkan suatu larutan dapat digunakan berbagai cara. Salah satu cara yang
dapat di lakukan itu dengan rekristalisasi atau dengan cara sublimasi seperti
yang dilakukan pada percobaan ini.
4.
Dari percobaan
ini pemisahan ataupun pemurnian campuran asam benzoate yang tercemar dan
naftalen yang telah tercemar didapatkan hasil terbentuknya Kristal mengkilat
pada asam benzoate dengan cara rekristalisasi dan untuk naftalen dilakukan
dengan sublimasi.
X.
Manfaat
Dari percobaan yang dilakukan ini dengan judul
pemurnian zat padat dapat di ambil manfaatnya yaitu :
1. Mahasiswa mengerti cara melakukan proses
kristalisasi dengan baik pada asam benzoate yang tercemar dan juga naftalen
yang tercemar.
2. Mahasiswa bisa memilih pelarut yang sesuai untuk
rekristalisasi dari asam benzoate.
3. Mahasiswa mengetahui proses penjernihan dan
menghilangkan warna.
4. Mahasiswa mampu memisahkan serta memurnikan campuran
asam benzoate tercemar dengan proses rekristalisasi.
XI.
Pertanyaan
Dari
percobaan yang telah dilakukan saya mendapatkan permasalahan yaitu :
1. Pada saat pendinginan percobaan rekristalisasi
digunakan air es. Apa tujuan dari penggunaan air es? Mengapa tidak bisa hanya
di diamkan saja? Jelaskan.
2. Mengapa pada hasil titik leleh asam benzoate hasil
yang di dapatkan dengan dileteratur berbeda jelaskan?
3. Apa peran dari glukosa serta karbon aktif dalam
proses rekristalisasi?
XII. Daftar Pustaka
Fessenden.
1983. Kimia Organik Jilid I Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Shavla. 2010. Buku Ajar Vogel: Analisa
Organik Kuantitatif Makro dan Semimakro. Jakarta: PT. Kalman Media.
Underwood,
Day R.A. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Syamsurizal. 2019. Pemurnian zat
padat organic. http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/
03/07/pemurnian-zat-padat-organik93/
diakases pada tanggal 28 Februari 2020 pukul 20.30.
Zalni, E. 2011. Peningkatan Laju
Pelarutan Trigomtprim Melalui Metode Ko-kristalisasi dengan Nikotinamida.
Jurnal Farmasi Indonesia. 5(4).
XII. Lampiran
asam benzoat yang tercemar untuk dimurnikan
dijenuhkan larutan yang telah disaring
terbentuk kristal setelah dijenuhkan
dikeringkan kristal yang telah disaring
kristal dari pemurnian asam benzoat yang tercemar
Selengkapnya percobaan kali ini dapat di lihat
pada video berikut ini :
https://youtu.be/1IFrZW83Su0
Assaamualaikum wr wb, saya Resa Ovelia Hamsar dengan NIM A1C118034 disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3. Glukosa berperan sebagai zat pengotor dan arang berperan untuk mempercepat reaksi serta menghilangkan warna pada larutan.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAssalamualaikum, saya Isnaini Puji Rahayu, NIM A1C118020 akan menjawab pertanyaan nomor 2. Perbedaan hasil titik leleh yang diperoleh dengan yang ada di teori bisa terjadi karena asam benzoat yang diperoleh melalui rekristalisasi tidak sepenuhnya dalam keadaan murni. Dalam artian, kristal ini masih terkontaminasi oleh pengotor2, yang berupa glukosa.
BalasHapusAssalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
BalasHapusPerkenalkan nama saya Adriyan Wijaya putra
NIM A1C118035
Saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor satu
Menurut saya alasan kita menggunakan air es tidak hanya di didiamkan saja adalah dengan tujuan untuk mempercepat turun nya suhu, dimana hal ini saat larutan panas di dingin perlahan maka akan terbentuk kristal dikarenakan turun nya nilai kelarutan akibat penurunan suhu. Sekian semoga membantu terima kasih