Minggu, 26 April 2020

Jurnal 8 Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Kolom

JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I



DISUSUN OLEH:
NAMA : DEA RISTRIA ARIANI
NIM : A1C118003


DOSEN PENGAMPU:
Dr.Drs.SYAMSURIZAL, M.Si


Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi

2020

Percobaan 8

                               I.            Judul                           : Kromatografi Lapis Tipis dan Kolom
                              II.           Hari, Tanggal             : Rabu, 1 Mei  2020
      III.      Tujuan                           : Adapun tujuan yang ingin dicapai dari percobaan ini diharapkan                                                mahasiswa mampu memahami serta terampil dalam hal berikut ini:
1.      Dapat memahami teknik-teknik dasar kromatografi lapis tipis dan           kolom
2.  Dapat terampil membuat pelat kromatografi lapis tipis dan kolom kromatografi
3.   Dapat terampil memisahkan suatu senyawa dari campurannya dengan kromatografi lapis tipis dan memurnikannya dengan kolom
4.  Dapat terampil memisahkan pigmen tumbuhan dengan cara kromatografi kolom
       IV.            Landasan Teori
     Dalam kimia banyak teknik dalam menganalisis salah satunya ialah kromatografi yang dipakai untuk memisahkan suatu senyawa organic yang khusus yang dijadikan bentuk komponen penyusunnya hingga tiap komponen dapat dianalisis secara keseluruhan. Kromatografi memiliki banyak jenisnya seperti kromatografi lapis tipis, kromatografi gas, kromatografi penukar ion, dllnya. Setiap jenisnya itu prinsip dasarnya sama. Yaitu pemisahan komponen suatu zat berdasarkan perbedaan  afinitas/gaya adesi dari tiap analit dengan fasa diam dan gerak hingga komponen tersebut terpisah. Daya adsorbs dari fase diam dapat menentukan afinitas analit itu dan kelarutan suatu analit bergantung terhadap fasa gerak yang dipakai. Dengan kata lain semakin besar daya adsorpsi terhadap fasa diam serta kelarutan semakin kecil terhadap fase gerak akan mengakibatkan waktu tinggal pada kolom akan lama dan begitu sebaliknya (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/).
Pada proses terdapat beberapa ke cenderugan didalam suatu proses kromatografi antara lain molekul komponen cenderung melarut di dalam cairan,molekul komponen memiliki kencenderugan teradsorpsi, molekul komponen  juga mempunyai kecenderugan megalami reaksi kimia (penukaran ion). Pemisahan akan terjadi atas dasar perbedaan perpindahan zat yang meyusun sampel hasil dari permisahan tersebut mampu untuk di gunakan dalam analisis kuantitatif , kualitatif,serta preparatif kromatografi lapis tipis mirip dengan koromatografi kertas dari cara melakukannya. Perbedaannya terletak pada media pemisahan adsorben seperti alumunium atau plastik berlaku sebagai fase diam (Soebagio, 2000).
 Kromatografi Lapis Tipis pertama dikembangkan tahun1938. Yang mana absorben tersebut dilapiskan di lempeng kaca yang merupakan fase diam. Fase gerak akan menyerap sepanjang fase diam hingga terbentuk kromatogram. Metode tersebut memiliki karakter yaitu sederhana, cepat dan juga sensitive. Dalam perlakuan ini biasa yang dipakai dalam melapisi yaitu gel silica, bubuk selulosa. Deteksi noda pada kromatografi lapis tipis mudah dibandingkan dengan kromatografi kertas (Khopkar,2010).
Yang termasuk salah satu hal penting dalam proses pemisahan kromatografi ialah fase diam (stationary phase) karena terjadi interaksi terhadap perbedaan waktu retensi dan terjadinya pemisahan komponen pada analitnya. Fase diam dapat berupa molekul kecil ataupun cairan yang biasanya dilapisi pada pendukung padatan. Adapun yang penting lainnya yaitu fase gerak (mobile phase) sebagai pembawa yang memiliki sifat inert dan berinteraksi dengan analit. Bentuk dari fase gerak ialah berupa cairan ada juga berupa gas inert (Denikrisna, 2010).
Pilihan yang terbaik jika menginginkan pemisahan campuran senyawa yang bentuknya berupa ekstrak. Karena lebih murah dan waktu yang diperlukan tidak lama. Yang mana hasilnya berbentuk fraksi-fraksi berupa campuran atau bisa juga menghasilkan senyawa yang  murni. Kromatogfi kolom ada kelemahan yang mana jika jumlahnya sedikit maka ada kecenderungan terdapat fasa yang tertinggal pada fase diam (Ismiarni,2010)
      V.            Alat dan Bahan
              5.1  Alat
                    1.      Pelat kaca
                    2.      Kain kering
                    3.      Oven
                    4.      Kaca besar
                    5.      Gelas piala
                    6.      Batang pengaduk
                    7.      Cawan petri
                    8.      Tabung reaksi kecil
                    9.      Pipa gelas kapiler
                    10.  Pelat TLC
                    11.  Bejana pengembang
       
               5.2  Bahan
                          1        Air
                          2        Metanol
                          3        Pita selotip
                          4        Silika gel
                          5        Asam asetat
                          6        Eter
                          7        Benzen
                          8        Kertas saring
                          9        Tablet mengandung kafein
                        10    Kafein standar
                        11    Kristal iod
                        12    Daun
                        13    Petrolium eter
                        14    Kristal Na-sulfat anhidrat
                        15    Gelas wool
                        16    Suspensi selulosa
                        17    Kalsium karbonat
                        18    Suspensi sukrosa
                        19    Aseton

           VI.            Prosedur Kerja 
                   6. 1 Kromatografi Lapis Tipis
a.       Dibersihkan pelat kaca kecil dengan air,methanol, lap dengan menggunakan kertas atau kain lalu dikeringkan dengan  oven
b.      Disusun 5 pelat diatas sebuah kaca besar, direkatkan kedua sisi deretan pelat kecil dengan pita selotip
c.       Disiapkan suspensi silica gel dengan dicampurkan 5gr bahan dan 10ml methanol/air suling dalam gelas piala tertutup. Sebarkan suspensi diatas pelat dan ratakan suspense  keseluruh permukaan kaca dengan batang pengaduk,lalu dikeringkan didalam oven 120°C selama 10 menit
d.      Dibuatlah larutan pengembang dengan komposisi methanol : asam asetat : eter : benzene (0,10 : 1 : 3 : 5,9)ml dalam gelas piala ukuran 100ml dilapisi dinding dalamnya dengan kertas saring, ditutup gelas piala dengan cawan petri
e.      Digerus 2 buah tablet yang mengandung kafein dan diekstraksi dengan 5ml methanol.
f.        Dilarutkan 50mg kafein standar dalam 1ml methanol didalam tabung reaksi kecil
g.       Diambil cairan menggunakan pipa gelas kapiler, lalu bubuhkan diatas pelat TLC kecil dengan jarak 1cm satu sama lain dan 1cm dari tepi pelat kaca, dikeringkan noda sampel dan standar dengan di tiup,lalu dibubuhkan 3-5kali dan setiap kali dikeringkan
h.      Dimasukkan pelat kebejana pengembang, perhatikan supaya noda tidak terendam. Di biarkan hingga garis pelarut dapat mencapai sekitar 1cm dari tepi atasnya pelat
i.         Diangkat pelat di tandai garis depan pelarut lalu dikeringkan
j.        Dimasukkan pelat ke gelas piala yang telah diisi dengan butiran Kristal iod , ditunggu hingga nampak noda
k.       Diangkat pelat dan dilingkarkan noda
l.         Dihitung dan bandingkan semua Rf

               6. 2 Kromatografi Kolom
a.       10 lembar daun dilumatkan dengan memakai lumping, direndamlah selama 1jam dengan perendamnya itu campuran dari 90ml PE (td 60-90°C), 10ml benzene serta 30ml methanol.disaring kemudian diekstraksi sebanyk 4x dengan air 50ml, dipisahkan lapisan organic. Dikeringkan dengan Kristal Na-sulfat anhidrat. Kemudian disaring kembali. Gunakan rovator untuk mempekatkan lapisan organic hingga cairan tinggal beberapa ml.
b.      Disiapkan kolom kromatografi dengan pipet tetes. Disumbat bagian bawah kolom dengan gelas wool. Lalu dimasukkan suspense selulosa (dari0,5gr selulosa dalam 10ml pelarut PE) hingga 3-4cm. kemudian dimasukkan lagi suspense CaCO3 (1gr CaCO3 dalam 10ml PE)hingga 3-4cm. pelarut harus diberikan terus hingga timbunan tenyerap menjadi kering dan udaranya masuk. Diletakkan kertas saring diatas dan diantara timbunan penyerap
c.       Dimasukkan larutan sampel setinggi 1cm. jikalau permukaan sampelnya telah mendekati permukaan penjerap cepat dibilas dengan PE:aseton(6:1) bagian dalam kolomnya. Terus lakukan penetesan pelarut ke dalam kolom. Dihentikan pemberian pelarutnya jika warna telah keluar dari kolom.

Agar kita dapat memahami percobaan kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom dapat dilihat melalui tayangan video berikut ini :

Dari tayangan video tersebut ada beberapa permasalahan yaitu :
1.       Dari tayangan video mengenai kromatografi kolom mengapa pada buret bagian dalamnya dimasukkan gelas woll dan pasir kromatografi?apakah penggunaan gelas woll itu dapat digantikan dengan yang lainnya?jelaskan
2.       Pada saat penyiapan chamber dari tayangan video pada bagian mulutnya itu terlebih dahulu diolesi dengan eksikator apakah tujuan dari penggunaan tersebut?jelaskan
3.       Dari tayangan video yang digunakan sebagai eluen ialah kloroform dan etanol dengan perbandingannya  9:1, mengapa dipilih kloroform dan etanol?apakah ada senyawa lain yang dapat digunakan sebagai eluen?jelaskan

6 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Baiklah. Saya Ryan Willianto dengan NIM A1C118019 akan menjawab permasalahan saudari Dea nomor 3.

    Pemilihan kloform dan etanol sebagai eluen melalui berbagai perbandingan, syarat, dan kecocokan dengan sampel. Pemilihan kloroform dan etanol secara ringkas karena memiliki kepolaran yang cukup sama dengan kepolaran sampel. Kepolaran ini yang akan membuat sampel dapat terbawa ke atas menuju batas yang ditentukan, perbandingan nya disesuaikan kepolaran atau sifat antara sampel dengan eluen.

    Pemilihan eluen memiliki syarat, yaitu : kemurnian, stabilitas, viskositas (kekentalan) rendah, tekanan uap rendah, dan daya toksik rendah (agar tidak bereaksi dengan sampel). Pemilihan eluen dapat diperhatikan melalui kecepatan nya untuk merambat pada pelat agar mudah melakukan proses kromatografi. Kemudian, kepolaran juga penting bagi proses kromatografi.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
    Saya Rismayanti Nim A1C118007
    Saya akan menjawab pertanyaan nomor 1

    Jadi fungsi gelas wool dimasukkan kedalam buret adalah untuk menyumbat buret agar pasir tetap tertahan di batang buret. Sedangkan fungsi pasir disana adalah untuk menahan agar fasa diam tidak bercampur dengan sampel.
    Fungsi gelas wool dapat digantikan dengan kapas.
    Terimakasih

    BalasHapus
  6. Assalamualaikum, hai dea saya Cici Indah Septiana NIM A1C118069 akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2. Pengolesan bertujuan agar uap atau udara yg ada didalam ataupun dilusr chamber tidak dapat keluar masuk, sehingga sistem dapat mencapai kesetimbangan dengan baik. Terima kasih Wassalamualaikum

    BalasHapus