LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA
ORGANIK I
DISUSUN
OLEH:
NAMA
: DEA RISTRIA ARIANI
NIM
: A1C118003
DOSEN
PENGAMPU:
Dr.Drs.SYAMSURIZAL,
M.Si
Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2020
C12H22O11
+ 12O2 ------> 12CO2 + 11 H2O
Ca(OH)2
+ CO2 -------> CaCO3 + H2O
pemanasan 1 gram serbuk CuO dalam cawan porselin.
VII.
Data Pengamatan
7.1
Analisa Unsur
7.1.1
Karbon dan
Hidrogen
7.1.2 Halogen
a.
Tes Bleisten
b. Tes CaO
7.1.3 Metode Leburan
dengan Natrium
a.
Belerang
b. Nitrogen
c.
Halogen
7.1
Penentuan Kelas
Kelarutan
7.2.1
Kelarutan dalam
air
7.2.2 Kelarutan dalam
eter
7.2.3 Kelarutan dalam
NaOH 5%
7.2.4 Kelarutan dalam
NaHCO3 5%
7.2.5 Kelarutan dalam
HCl
7.2.6 Kelarutan dalam
H2SO4 pekat
7.2.7 Kelarutan dalam
H3PO4 pekat
VIII.
Pembahasan
Bagi
seluruh makhluk hidup di dunia ini ada peran penting yang harus ada untuk
kelangsungan hidup mereka yaitu zat-zat organic dan masing-masing unsur yang
menyusunnya. Keberagaman dari tiap unsur penyusun dapat digunakan dalam
menentukan kereaktifan serta fungsi dari zat organic yang ada dalam kehidupan
makhluk hidup. Oleh sebab itu diperlukannya identifikasi dari setiap unsur yang
menyusun suatu senyawa organic dan juga penetuan dari kelarutan dari senyawa
tersebut untuk mengetahui peran dari masing-masing unsur penyusun. Dengan
mengetahui unsur yang ada maka dapat diestimasikan mengenai rumus empiris dan
rumus molekul. Dari data yang didapatkan mengenai rumus empiris dan rumus
molekul dapat diprediksikan bahwasannya senyawa tersebut larut dalam pelarut
polar atau dapat larut dalam pelarut nonpolar. Dari perbedaan kelas kelarutan
ini diprediksikan suatu senyawa kecenderungannya mampu bereaksi dengan senyawa
yang lain. Pengetahuan mengenai teknik analisa suatu unsur penyusun dalam
senyawa organic serta kelarutannya diperlukan dalam merancang suatu eksperimen.
( http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik
)
8.1
Analisa Unsur
8.1.1
Karbon dan Hidrogen
Pada
percobaan ini dilakukannya analisa unsur senyawa organic yaitu : karbon,
nitrogen, belerang, halogen dan hydrogen. Untuk penentuan karbon dan hydrogen
dilakukan dengan 1 gram serbuk CuO
dimasukkan ke dalam cawan porselen lalu dikeringkan diatas Bunsen. Pengeringan
ini dilakukan untuk menguapkan pengotor yang terdapat didalam senyawa tersebut.
Hasil yang didapatkan itu pada serbuk CuO tidak
terjadi perubahan dan hanya terlihat kering karena dipanaskan. Selanjutnya
dilanjutkan dengan penambahan 0,1 gram gula ke dalam tabung reaksi. Tujuan dilakukannya penambahan
gula yaitu untuk dapat mengidentifikasi unsur C dan H karena pada gula terdapat
unsur tersebut, dari hasil pembakaran tersebut dihasilkan gas CO2 dan
H2O. Dengan reaksi pembakaran dari gula:
Selanjutnya
dilakukan penyusunan tabung pengalir gas, sehingga gas yang mengalir pada
tabung yang telah berisi 10 ml larutan Ca(OH)2. Ditambahkannya
larutan Ca(OH)2 bertujuan untuk membentuk endapan yang berwarna putih
keruh dengan reaksi sebagai berikut ini :
Pengujian H2O dapat diamati pada pipa U
dengan ciri-cirinya yaitu pada titik embunnya terdapat pada dinding tabung
reaksi pada saat proses pemanasan berlangsung. Terbentunya gas karbondioksida
dan juga uap air tersebut menandakan bahwa pada senyawa tersebut terdapat unsur
karbon dan hydrogen.
8.1.2
Halogen
a. Tes
bleisten
Percobaan
menentukan unsur halogen dengan tes bleisten. Pertama dilakukannya pemanasan pada kawat tembaga
untuk menghilangkan pengotor pada kawat tembaga agar lebih mudah mengawati
warna nyalanya. Yang hasilnya itu menunjukkan kawat tembaga menjadi
kemerah-merahan pada warna nyalanya. Kemudian diteteskan dengan n-heksana lalu
dipijarkan kembali untuk mengamati warna nyala yang timbul, hasil nya itu pada
kawat tembaga timbul warna nyala oren.
b. Tes
CaO
Pada
tes CaO bahannya itu tidak ada sehingga kami menggantikan CaO dengan cangkang
telur. Yang mana kami melakukan pemanasan terlebih dahulu terhadap cangkang
telur yang sebelumnya telah ditambahkan dengan 2 tetes n-heksana sebagai
pengganti CCl4. Didapatkannya hasil yaitu pada sebagian cangkang
telur itu menjadi gosong dengan mengeluarkan bau gosong itu. Kemudian setelah
larutan tersebut dingin kami didihkan 5 ml air suling hasilnya air itu
mengeluarkan uap dan larutan menjadi bening. Lalu campurannya dituangkan
kedalam gelas kimia yang berukuran 100 ml yang sebelumnya telah ditambahkan
dengan HNO3 encer.
Hasil yang didapatkan bahwasannya pada campuran itu timbul gelembung gas pada
sekitar cangkang telur dan berwarna jernih.
8.1.3
Metode Leburan dengan Natrium
a. Belerang
Percobaan
ini dilakukan agar dapat membuktikan bahwa pada senyawa itu terdapat unsur
belerangnya. Seharusnya pada percobaan ini digunakan larutan Lassaigne yang
terbuat dari leburan natrium. Namun dikarenakan logam Na tidak ada jadi
digantikan dengan putih telur. Dimana 3 ml putih telur ini terlebih dulu
diasamkan dengan HCl pekat, dipanaskan denga tabung reaksi yang telah tertutup
dengan kertas saring yang telah dibasahi oleh Pb-asetat 10%. Yang mana pada larutan tersebut
timbullah gelembung gas dengan bau yang tidak enak serta terdapat gumpalan
berwarna putih yang disebabkan menggumpalnya putih telur. Didalam larutan ini
ditambahkan sebanyak 2 tetes Na-nitroprosia
yang membuat larutan timbul endapan yang berwarna putih kecoklatan. Hal ini
menandakan bahwasannya di dalam putih telur mengandung unsur belerang.
b. Nitrogen
Pada
percobaan dalam menentukan unsur nitrogen seharusnya juga digunakan laruta
Lassaigne karena larutannya tidak dapat dibuat karena keterbatasan bahan maka
kami menggunakan larutan ninhidrin sebanyak 3 ml lalu diteteskan dengan 5 tetes larutan FeSO4,
1 tetes FeCl2 , 5 tetes KF 10%, 2 ml NaOH 10%. Kemudian dipanaskan .
Setelah itu diasamkan dengan asam sulfat encer. Maka hasilnya itu pada larutan
akan terbentuk warna hitam yang berubah menjadi kuning bening serta terbentuk
pula endapan pada bagian bawah nya itu yang berwarna biru. Hal ini yang
menandakan bahwa pada larutan ninhidrin terdapat unsur nitrogen.
c. Halogen
Pada
penentuan unsur halogen juga yang semestinya kami menggunakan larutan Lassaigne
karena ada keterbatasannya bahan maka bahn tersebut kami ganti dengan
menggunakan putih telur. Dimana 3 ml putih telur tersebut terlebih dahulu
diasamkan dengan menggunakan HNO3 encer sehingga terbentuk larutan yang
berwarna putih keruh. Lalu didihkan dengan waktu 5 hingga 10 menit yang
hasilnya itu membuat perubahan warna pada larutan menjadi warna kuning dengan
timbulnya banyak gas dengan bau yang tidak sedap hanya beberapa waktu saja.
Selanjutnya larutan ini dimasukkan sebanyak 5 ml larutan AgNO3 (10%)
encer dan didihkan kembali dengan hasil yang terbentuk itu pada larutan
terdapat endapan halus banyak berwarna
hitam kecoklatan.
8.2
Penentuan Kelas Kelarutan
Pada
penentuan kelas kelarutan ini kami mengambil 5 senyawa yang terdiri dari gula,
tepung, minyak, putih telur serta garam untuk diuji kelas kelarutannya
masing-masing dengan menggunakan berbagai macam pelarut yaitu : air, eter, NaOH
5%, NaHCO3 5%, HCl, H2SO4 pekat, H3PO4
pekat. Dari setiap kelarutan ini akan menandakan sifat fisis dan sifat
kimia dari senyawanya masing-masing.
8.2. 1 Kelarutan
dalam air
Pada
percobaan penentuan kelas kelarutan pelarut yang pertama digunakan yaitu pelarut
air. Untuk garam, gula, dan tepung diambil sebanyak 0,1 gram sedangkan untuk
minyak dan putih telur digunakan sebanyak 3 tetes. Hal ini dikarenakan
perbedaan jenis zat dari setiap senyawa
yaitu ada zat cair dan juga zat padat. Kemudian dari setiap senyawa
ditambahkan dengan 3ml air suling dan dikocok kuat hingga bercampur. Dan
hasilnya pada garam dan gula itu terbentuk larutan yang jernih (+) pertanda
bahwa senyawa tersebut larut didalam air. Namun untuk tepung, minyak, dan putih
telur itu menjadikan larutannya keruh (-) yang menandakan bahwa senyawa
tersebut tidak larut dalam air.
8.2. 2 Kelarutan
dalam eter
Pada
percobaan dalam kelarutan eter ini diambil terlebih dahulu senyawa yang
digunakan dengan ketentuannya. Untuk garam, gula, dan tepung diambil sebanyak
0,1 gram sedangkan untuk minyak dan putih telur digunakan sebanyak 3 tetes.
Kemudian setiap senyawa ini dimasukkan sebanyak 3 ml eter sebagai pelarut dan
dikocok kuat sampai semuanya bercampur. Setelah itu didapatkanlah bahwa garam,
gula, minyak dan putih telur itu terbentuk larutan yang jernih (+) pertanda
bahwa senyawa tersebut larut di dalam eter. Namun untuk tepung itu menjadikan
larutannya keruh (-) yang menandakan bahwa senyawa tersebut tidak larut dalam
eter.
8.2. 3 Kelarutan
dalam NaOH 5%
Di
dalam penentuan kelarutan NaOH 5% diambil
senyawa yang digunakan sesuai dengan ketentuan. Untuk garam, gula, dan
tepung diambil sebanyak 0,1 gram. Untuk minyak dan putih telur digunakan
sebanyak 3 tetes. Lalu setiap senyawa dimasukkan sebanyak 3 ml NaOH 5% sebagai
pelarutnya dan dikocok kuat sampai semuanya bercampur. Setelah itu
didapatkanlah hasil bahwa gula itu terbentuk larutan yang jernih (+) pertanda
bahwa senyawa tersebut larut di dalam NaOH 5%. Namun untuk tepung, garam, minyak
dan putih telur itu membuat larutannya keruh (-) yang menandakan bahwa senyawa
tersebut tidak larut dalam NaOH 5%.
8.2. 4 Kelarutan
dalam NaHCO3 5%
Untuk
penentuan kelarutan NaHCO3 5% diambil
senyawa yang digunakan sesuai dengan ketentuan. Untuk garam, gula, dan
tepung diambil sebanyak 0,1 gram (zat padat). Untuk minyak dan putih telur
digunakan sebanyak 3 tetes (zat cair) . Di setiap senyawa dimasukkan sebanyak 3
ml NaHCO3 5% sebagai pelarutnya lalu dikocok kuat sampai
semuanya bercampur rata. Setelah itu di amati dan hasil bahwa gula dan putih
itu terbentuk larutan yang jernih (+) dan menimbulkan gas CO2
pertanda
bahwa senyawa tersebut larut di dalam NaHCO3 5% . Namun
untuk tepung, garam, dan minyak itu membuat larutannya keruh (-)dan tidak menimbulkan
gas CO2 yang menandakan bahwa senyawa tersebut
tidak larut dalam NaHCO3 5% .
8.2. 5 Kelarutan
dalam HCl
Untuk
penentuan kelarutan HCl senyawa yang digunakan diambil sesuai dengan ketentuan.
Untuk garam, gula, dan tepung diambil sebanyak 0,1 gram (sebagai zat padat).
Untuk minyak dan putih telur digunakan sebanyak 3 tetes (sebagai zat cair) . Di
setiap senyawanya itu dimasukkan sebanyak 3 ml HCl sebagai pelarutnya lalu
dikocok kuat-kuat sampai semuanya bercampur merata. Setelah itu di amati dan
hasilnya bahwa semua senyawa yaitu :gula, tepung, minyak, putih telur dan garam
itu terbentuk larutan yang jernih (+)pertanda bahwa senyawa tersebut larut di
dalam HCl.
8.2. 6 Kelarutan
dalam H2SO4 pekat
Penentuan
kelas kelarutan dengan H2SO4 pekat senyawa yang digunakan
diambil sesuai dengan ketentuannya terlebih dahulu. Untuk garam, gula, dan
tepung diambil sebanyak 0,1 gram (zat padat). Untuk minyak dan putih telur
digunakan sebanyak 3 tetes (zat cair) . Di setiap senyawanya itu dimasukkan
sebanyak 3 ml H2SO4 pekat sebagai pelarutnya lalu dikocok
kuat-kuat sampai semuanya bercampur secara merata. Setelah itu di amati dan
hasilnya menunjukkan bahwa semua senyawa yaitu :gula, minyak, dan garam itu
terbentuk larutan yang jernih (+)dan terasa panas yang
menandakan bahwa senyawa tersebut larut di dalam H2SO4
pekat sedangkan pada tepung terjadi perubahan warna menjadi oren dan untuk
putih telur menhasilkan warna merah hati dan kedua larutan ini terasa panas
sehingga tepung dan putih telur juga larut .
8.2. 7 Kelarutan
dalam H3PO4 pekat
Penentuan
kelas kelarutan dengan H3PO4 pekat senyawa yang digunakan
diambil sesuai dengan ketentuannya terlebih dahulu. Untuk garam, gula, dan
tepung diambil sebanyak 0,1 gram . Untuk minyak dan putih telur digunakan
sebanyak 3 tetes. Di setiap senyawanya itu dimasukkan sebanyak 3 ml H3PO4
pekat sebagai pelarutnya lalu dikocok kuat-kuat sampai semuanya bercampur
secara merata. Setelah itu di amati dan hasilnya menunjukkan bahwa semua
senyawa yaitu :gula,tepung, minyak,putih
telur dan garam itu terbentuk larutan yang jernih (+)dan
terasa panas yang menandakan bahwa senyawa tersebut larut di
dalam H3PO4 pekat.
IX.
Kesimpulan
Dari
percobaan yang telah dilakukan dengan hasil yang didapatkan maka dapat di buat
kesimpulan yaitu :
1. Analisis
kualitatif dalam prinsipnya dibidang kimia organic digunakan untuk mengetahui unsur yang terkandung didalam suatu senyawa yang
sedang dianalisis seperti terdapatnya unsur C,H, O, X, N dan juga S.
2. Di
dalam mengidentifikasikan unsur terdapat mekanisme kerja saat menganalisisnya
dimulai dari unsur karbon, hydrogen, belerang, nitrogen, serta halogen didalam
suatu senyawa organic terlebih dahulu dilakukannya pengidentifikasi senyawa
tersebut dengan pereaksi tertentu. Untuk penentuan kelas kelarutannya di
lakukan uji kelarutan dengan menggunakan pelarut yang berbeda-beda.
3. Pada
percobaan ini kami mencoba senyawa seperti gula, tepung, putih telur, minyak
serta garam untuk dianalisa dengan menggunakannya pelarut (air, eter, NaOH 5%,
NaHCO3 5%, HCl, H2SO4 pekat, dan H3PO4
pekat. Hasilnya bahwa gula dapat larut pada semua pelarut, tepung hanya
dapat larut pada pelarut HCl, H2SO4
pekat, dan H3PO4 pekat. Garam larut pada pelarut
air,eter, HCl dan H3PO4 pekat. Untuk minyak larut dalam
pelarut eter, HCl, H2SO4 pekat, dan H3PO4
pekat. Dan untuk putik telur larut pada pelarut eter ,NaHCO3
5%, HCl, H2SO4 pekat, dan H3PO4 pekat
X. Manfaat
manfaat
yang dapat diambil dari percobaan ini untuk praktikan diantara lainnya:
1. Praktikan
memahami mengenai prinsip dasar dalam analisis kualitatif dalam kimia
organik.
2.
Praktikan memahami tahapan kerja analisa
yang dimulai dengan unsur karbon, hidrogen, belerang,nitrogen, halogen dalam
suatu senyawa organik dan penentuan kelas kelarutannya.
3.
Praktikan mengetahui hasil dari beberapa senyawa gula, tepung, garam,putih
telur dan minyak untuk analisis kelas kelarutannya.
XI.
Pertanyaan
1. Bagaimana
pengaruh n-heksana pada penentuan unsur halogen dalam tes Bleistein, yang
seharusnya itu digunakan CCl4 dalam penentuannya?
2. Pada
saat identifikasi unsur belerang dengan menggunakan putih telur yang diasamkan dengan HCl
pekat lalu dipanaskan dengan tabung reaksinya yang tertutupi oleh kertas saring
yang sebelumnya sudah dibasahi dengan Pb-asetat 10% terbentuk gumpalan putih
pada putih telur. Mengapa gumpalan putih pada cangkang telur dapat
terbentuk?
3. Bagaimana peran CuO
dalam penentuan unsur karbon dan hydrogen?
XII.
Daftar Pustaka
Ardianingsih,Retno. 2009 . Penggunaan High Performance Liquid
Chromatografhy (HPLC) Dalam Proses Analisa Deteksi Ion. Jurnal Berita
Dirgantara : vol. 10 no.4.
Fessenden,R.J
and Fessenden J.S. 1982. Kimia Organik edisi ketiga jilid 1.Jakarta:Erlangga.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi
Ketiga Jilid 1. Jakarta: erlangga
Syamsurizal
.2019. Analisis Kualitatif Senyawa Organik. (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik
).
Diakses pada tanggal 26 januari 2019 pukul 20.17).
Widodo, Kaflah.2012. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:Pustaka
Pelajar
XIII. Lampiran Gambarpemanasan 1 gram serbuk CuO dalam cawan porselin.
serbuk CuO yang kering setelah dipanaskan
penambahan gula pada serbuk CuO saat hangat
susunan dari tabung pengalir gas
larutan Ca(OH)2 yang digunakan
hasil uji kelarutan untuk garam dan gula terhadap air
selengkapnya percobaan ini dapat di lihat pada video berikut ini:
https://youtu.be/IJ0i_M-svsY
Assalamualaikum wr wb. Saya Resa Ovelia Hamsar dengan NIM A1C118034 akan berusaha menjawab pertanyaan untuk nomor 3. CuO berperan sebagai senyawa organik yang akan diidentifikasi kandungan Karbon dan Hidrogennya ketika di campurkan dengan gula.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya M.Riyo Agung Kurnia, Nim A1C118011.saya ingin menjawab pertanyaan no 1. Menurut saya n- Hexane yang digunakan untuk menggantikan CCl4 pada penentuan halogen kurang cocok sebab n- Hexane memiliki rumus C6H14 sementara CCl4 memiliki unsur halogen didalamnya yaitu clor. Dan n- Hexane tidak mempunyai unsur halogen sehingga saat pembakaran dilakukan warna nyala dari halogen yang diharapkan(warna hijau) tidak timbul.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya Sari Bulan (A1C118065) saya akan membantu menjawab no2, karena putih telur mengandung protein, saat setelah ditambahkan HCl lalu dipanaskan larutan tersebut akan mendenaturasi protein yang ditandai dengan adanyanya gumpalan putih yang disebabkan oleh putusnya ikatan non-kovalen sehinnga menurun kemampuan mengikat air maka dari itu putih telur menggumpal
BalasHapus