Selasa, 18 Februari 2020

Laporan praktikum percobaan 2


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I



DI SUSUN OLEH:
NAMA : DEA RISTRIA ARIANI
NIM : A1C118003

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Drs.SYAMSURIZAL, M.Si


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020



VII. Data Pengamatan
              7.1  Kalibrasi Termometer
            7.2  Penentuan Titik Leleh


VIII. Pembahasan

            Dalam pengukuran suatu temperature biasanya yang digunakan sebagai alatnya yaitu thermometer. Thermometer dapat digunakan pada kondisi dingin, biasa maupun panas. Temperature yang di tunjukkan oleh alat tersebut harus dipastikan terlebih dahulu ketepatan serta ke akuratannya. Dalam memastikan hal ini harus dilakukannya kalibrasi thermometer, untuk menentukan kelayakan suatu thermometer yang akan digunakan untuk pengukuran suhu. Titik leleh dari zat padat menerangkan keaadan yang mana zat pada saat suhu tertentu. Mengalami perubahan dari fasa yang padat menjadi cair. Taraf kemurnian dari suatu zat dapat digambarkan melalui perbedaan temperature pada saat zat tersebut akan meleleh sampai meleleh semuanya. Di tandai dengan adanya kemurnian zat yang semakin tinggi jikalau selisih dari suhunya itu semakin kecil begitupun dengan sebaliknya. ( http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/).
8.1  Kalibrasi Termometer
Alat yang digunakan dalam menentukan suatu temperature yaitu thermometer. Percobaan pertama kami melakukan kalibrasi thermometer yang akan digunakan dalam mengukur suhu nantinya. Thermometer yang dipakai merupakan thermometer celcius dengan rentang dari 0-100°. Bahan yang di pakai dalam kalibrasi ini yaitu es batu dan juga  air yang dipanaskan. Hal pertama yang dilakukan yaitu menentukan batas bawah pada skala termometernya dengan menggunakan es batu yang dimasukkan kedalam Erlenmeyer, ditambahkan  sedikit air , yang ditutup rapat, kemudian di ukur suhu nya sampai temperature yang konstan. Dari hasil yang didapatkan terlihat bahwa suhu konstannya 0°C hasil ini kemudian dijadikan sebagai batas bawahnya termometer. Kemudian di ulangi lagi kegiatannya tetapi dengan menggunakan air yang dipanaskan menggunakan bunsen. Air di dalam Erlenmeyer ditutup rapat sambil di letakkan thermometer 1cm diatas permukaan. Diukur suhu sampai konstan yang digunakan sebagai tetapan batas atasnya, dari hasil pengukuran didapatkan bahwa suhunya sebesar 100°C. berdasarkan hasil yang didapatkan dari percobaan ini maka thermometer yang digunakan dinyatakan layak untuk dipakai.
8.2  Penentuan Titik Leleh
Selanjutnya pada percobaan penentuan titik leleh digunakan senyawa murninya yaitu naftalen, glukosa, beta-naftol, asam benzoate dan maltose. Selain menentukan titik leleh dari senyawa murni kami juga melakukan penentuan titik leleh dari beberapa campuran senyawa murni diantaranya : Naftalen + Glukosa; Glukosa + β-naftol; β-Naftol + Asam Benzoat; Asam Benzoat + Maltosa; Maltosa + Naftalen.
Pada penetuan titik leleh sebelumnya dimasukkan terlebih dahulu masing-masig senyawa murni pada pipa kapiler diketok-ketok menggunakan pipa yang berlubang hingga senyawa murni pada pipa kapiler padat. Kemudian di ikat dengan menggunakan tali pada thermometer lalu di masukkan ke dalam pelarut air untuk senyawa murni yaitu: naftalen dan beta-naftol, sedangkan pelarut minyak digunakan pada senyawa murni: glukosa, asam benzoate dan maltose. Tiap campuran digunakan perbandingan (1:1); (1:3) dan (3:1)
Setelah itu dimasukkan kedalam Erlenmeyer yang telah berisi pelarut lalu ditutup rapat , kemudian dipanaskan hingga senyawa murni pada pipa kapiler meleleh. Hal ini yang menandakan bahwa suhu yang ditunjukkan dari senyawa tersebut merupakan titik lelehnya. Untuk naftalen titik lelehnya yaitu 80°C, glukosa titk lelehnya sebesar 140°C. untuk beta naftol sebesar 115°C, asam benzoate yaitu 140°C, sedangkan untuk maltose sebesar 105°C-107°C.  
a.       Campuran naftalen + glukosa
Pada pencampuran senyawa murni ini dengan perbandingan 1:1 hasil yang didapatkan dari titik leleh nya itu suhu awalnya 100°C dan suhu akhirnya yaitu 148°C. Pada perbandingan 1:3 titik lelehnya yaitu dengan suhu awal 148°C dan suhu akhirnya 155°C. kemudian perbandingan yang digunakan yaitu 3:1 dengan suhu awalnya yaitu 130°C lalu suhu akhirnya 146°C.
b.      Campuran senyawa murni glukosa + beta naftol
Pada pencampuran senyawa murni antara glukosa + beta naftol  dengan perbandingan 1:1 hasil yang didapatkan dari titik leleh nya itu suhu awalnya 130°C dan suhu akhirnya yaitu 140°C. Untuk perbandingan 1:3 titik lelehnya yaitu dengan suhu awal 146°C dan suhu akhirnya 150°C. kemudian perbandingan yang digunakan yaitu 3:1 dengan suhu awalnya yaitu 138°C lalu suhu akhirnya 149°C.
c.       Campuran antara beta naftol dan asam benzoate
Dari pencampuran senyawa murni beta naftol dan asam benzoate  dengan perbandingan 1:1 hasil yang didapatkan dari titik leleh nya yaitu suhu awalnya 88°C dan suhu akhirnya yaitu 92°C. Untuk perbandingan 1:3 titik lelehnya yaitu dengan suhu awal 90°C dan suhu akhirnya 103°C. kemudian perbandingan yang digunakan yaitu 3:1 dengan suhu awalnya yaitu 85°C lalu suhu akhirnya 120°C.
d.      Campuran dari asam benzoate dan maltose
Pada pencampuran senyawa murni diantara asam benzoate dengan maltose dengan perbandingan 1:1 hasil yang didapatkan dari titik leleh nya itu suhu awalnya sebesar 110°C dan suhu akhirnya yaitu 120°C. Untuk perbandingan 1:3 titik lelehnya yaitu dengan suhu awal 100°C dan suhu akhirnya 120°C. kemudian perbandingan yang digunakan yaitu 3:1 dengan suhu awalnya yaitu 97°C lalu suhu akhirnya 135°C.
e.       Campuran diantara senyawa murni maltose dan naftalen
Pada pencampuran dari senyawa murni antara maltose + naftalen dengan perbandingan 1:1 hasil yang didapatkan dari titik leleh nya itu suhu awalnya 120°C dan suhu akhirnya yaitu 122°C. Untuk perbandingan 1:3 titik lelehnya yaitu dengan suhu awal 110°C dan suhu akhirnya 114°C. kemudian perbandingan yang digunakan yaitu 3:1 dengan suhu awalnya yaitu 113°C lalu suhu akhirnya 115°C.

IX. Kesimpulan
            Dari percobaan yang telah dilakukan dengan data yang didapatkan, jadi dapat disimpulkan bahwa:
1.      Pada titik leleh senyawa murni merupakan fasa dimana padatan menjadi fasa cair berdasarkan terhadap suhunya yang berbeda-beda dalam kesetimbangan tekanan 1 atm.
2.      Dari kalibrasi yang dilakukan bertujuan untuk menguji kemampuan kerja dari thermometer yang di pakai. Batas bawah dilakukan dengan menggunakan air es sedangkan batas atas menggunakan air panas.
3.      Di dalam suatu senyawa yang terdapat zat pengotornya dapat mengakibatkan ikatan-ikatan senyawa menjadi lemah yang menyebabkan titik leleh rendah.
4.      Untuk mengetahui titik leleh suatu zat dapat dilakukan dengan membaca suhu yang di tunjukkan pada thermometer ketika seyawanya mulai meleleh pada saat pemanasan atau dapat menggunakan alat yaitu melting point.

X. Manfaat

            Dari percobaan ini dapat di ambil manfaatnya yaitu :
                  1.      Praktikan memahami prinsip dasar dalam menentukan titik leleh dari senyawa murni.
                 2.      Praktikan terampil melakukan kalibrasi thermometer terlebih dahulu sebelum digunakan                       untuk penentuan titik leleh agar thermometer yang di pakai dalam kondisi bagus.
                3.      Praktikan memahami perbedaan titik leleh dari senyawa murni dengan senyawa yang tidak                   murni lagi.
                4.      Praktikan terampil dalam melakukan penentuan titik leleh suatu senyawa murninya.

XI. Pertanyaan
           1.      Mengapa pada hasil penentuan titik leleh antara naftalen dan glukosa dengan perbandingan                 3:1 memiliki suhu awal dan suhu akhirnya ketika meleleh  lebih rendah dibandingkan dengan              perbandingan 1:3 pada hasil yang didapatkan?
           2.      Mengapa pada penentuan titik leleh senyawa murni glukosa dengan manual dan                                    menggunakan  alat melting point itu berbeda?
           3.      Apa tujuan dari perngukuran campuran yang berbeda-beda dengan perbandingannya yaitu 1:1             ; 1:3 dan 3:1?


XII. Daftar Pustaka
Daniel. 2013. Perbandingan Suhu Tubuh Berdasarkan Pengukuran Menggunakan Termometer Digital Pada Penderita Demam Dirumah Sakit Umum Kendau Manado. Jurnal e-Biomedik, vol.1 no.1.
Effendi. 2015. Sintesis dan Karakteristik Senyawa Baru Hasil Peleburan Senyawa Murni. Vol.1.
Kasman. 2005. Kimia Fisik zat. Makasar: Universitas Muslim Indonesia.
Syamsurizal. 2019. Kalibrasi Termometer dan Penentuan Titik Leleh. (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/) diakases pada tanggal 14 Februari 2020 pukul 21.00.
Syukri. 1999. Kimia Dasar I. Bandung:ITB


 XIII. Lampiran
 
                     
      Pemanasan air    

                  
  pemanasan pelarut minyak untuk penentuan kelarutan


pengamatan pada alat MPA

  

          Pengukuran suhu sebagai batas bawah pada kalibrasi termometer           


pengukuran temperature

Selengkapnya percobaan kali ini dapat di lihat pada video berikut ini : https://youtu.be/kglJKQLe8vE 






5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Assalammualaikum wr.wb
    Perkenalkan nama saya Radiah (A1C118045)
    Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 2..
    Menurut saya penentuan titik leleh senyawa murni glukosa dengan manual dan menggunakan  alat melting point itu berbeda karena telah terjadi kontaminasi pada termometer yang digunakan..
    Biasanya menggunakan MPA hasil yang didapat lebih akurat dibandingkan secara manual
    Semoga bisa membantu..
    Terimakasih

    BalasHapus
  3. Saya Fitrianty (A1C118032) akan menjawab pertanyaan nomor 3, tujuan dari penentuan titik leleh dengan perbandingan bervariasi adalah untuk membandingkan titik leleh suatu senyawa tersebut yang mana lebih tinggi titik lelehnya antara 1:1, 1:3, atau 3:1.
    Sekian, trims

    BalasHapus
  4. Saya Fitrianty (A1C118019) akan menjawab pertanyaan nomor 1. Karena naftalen memiliki titik leleh yang rendah dan glukosa memiliki titik leleh yang tinggi.

    BalasHapus
  5. Saya Ryan Willianto (A1C118019) akan menjawab pertanyaan nomor 1. Karena naftalen memiliki titik leleh yang rendah dan glukosa memiliki titik leleh yang tinggi.

    BalasHapus